PENGUATAN NILAI PERUSAHAAN PT. SEMEN INDONESIA
(PERSERO) Tbk.
MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI, EKSPANSI
PASAR SEMEN
SERTA DIVIDEN
PAY OUT PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN
TAHUN 2012-2013
Peningkatan mobilitas hidup manusia
masa kini yang kian cepat dan selalu berubah-ubah membuat kebutuhan
infrastruktur, termasuk tempat tinggal yang nyaman dan aman sangat dibutuhkan.
Salah satu barang pendukung dalam pemenuhan pembangunan infrastruktur tersebut
adalah semen. Semen adalah salah satu komoditi pasar bisnis saat ini yang stok ketersediaannya
sangat penting untuk dijamin. Di Indonesia, terdapat sembilan industri semen besar
yang beroperasi. Tiga diantaranya dimiliki oleh negara Indonesia (BUMN), yaitu
Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa.
Perjalanan PT. Semen Gresik yang
sangat panjang sejak bulan Agustus 1957 telah mencapai babak baru. Pada tahun
1995, Semen Gresik melakukan penyatuan perusahaan dengan Semen Tonasa dan Semen
Padang serta berhasil mengakusisi saham mayoritas sebesar 70% di perusahaan Thang
Long Cement yang berada di negara Vietnam pada tahun 2012. Sekarang, jajaran perusahaan
tersebut bersatu dengan menggunakan nama PT. Semen Indonesia Tbk. (Persero) dan
merupakan salah satu perusahaan BUMN Republik Indonesia sejak tahun 1991.
Gambar
struktur perusahaan Semen Indonesia Tbk.
Berbagai
pengharapan berjalan seiring dengan lahirnya PT. Semen Indonesia (Persero) untuk penggenjotan produk semen akibat
dari pertumbuhan Gross Domestic Product
(GDP) yang juga terus meningkat
dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Asia Securities bahwa
segmen pasar terhadap permintaan semen mengalami peningkatan dan mulai bergeser
ke arah luar pulau Jawa, diantaranya adalah Sumatera dan Kalimantan. Kenyataan
bahwa proyek Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3E1) di wilayah daerah yang dicanangkan oleh
pemerintahan kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta proyek
pemerintahan yang sedang menggalakkan program perumahan murah untuk rakyat
membuat geliat di industri
semen semakin menjanjikan. Dari sembilan perusahaan besar semen nasional,
semuanya dapat menghasilkan produksi semen dalam negeri sebesar 59 juta ton
yang hampir keseluruhan digunakan untuk pemenuhan stok pasar domestik. Namun
semua itu masih jauh dari pencanangan kapasitas terpasang produksi semen
nasional yang ditargetkan mencapai 65,6 juta ton (red: SMGR Corp/2013).
Di negara Indonesia, PT. Semen
Indonesia berhasil membuktikan kualitasnya sebagai industri semen nasional
dengan kapasitas produksi semen terpasang yang tertinggi tahun 2013 sebesar
27,7 juta ton. Kalkulasinya adalah Semen Gresik sebesar 14 juta ton, Semen
Tonasa sebesar 7,3 juta ton dan Semen Padang sebesar 6,4 juta ton. Sedangkan
PT. Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tiga Roda) yang merupakan kompetitor
terdekat dari Semen Indonesia berhasil membukukan angka kapasitas produksi
semen yang terpasang sebesar 20,5 juta ton. Persaingan produksi industri semen
besar nasional juga diikuti PT. Holcim Indonesia yang memiliki kapasitas produksi
semen yang terpasang sebesar 10,5 juta ton. Jumlah produksi Semen Indonesia
menyumbang kapasitas produksi nasional yang terpasang sebesar 42% lebih.
Sementara itu, semen yang mampu diproduksi Semen Indonesia pada tahun 2012
mencapai 22,8 juta ton.
Sebagai perusahaan yang memiliki
tingkat produksi yang besar, Semen Indonesia juga menghasilkan limbah produksi
serta beberapa efek terhadap lingkungan sekitar industri akibat pemenuhan
kebutuhan baik energi maupun bahan baku. Namun, PT. Semen Indonesia (Persero) membuktikan
komitmen sebagai industri yang peduli lingkungan hidup disekitarnya. Hal
tersebut dibuktikan dengan penganugerahan sebuah penghargaan dari Kementerian
Lingkungan Hidup yaitu sebagai perusahaan yang berinvestasi jangka panjang di
dalam lingkungan berupa pengolahan ulang limbah B3 industri serta pengurangan
emisi karbon dan efek rumah kaca. Hal tersebut tidak lepas dari peran Semen
Indonesia Kegiatan dalam pengurangan limbah serta emisi tersebut menelan biaya
hingga 22 miliar rupiah dalam investasi pembangunan laboratorium, Feeding serta tempat penampungan bahan
B3. Selain itu, Semen Indonesia juga merupakan perusahaan inovatif paling hemat
energi se-Asia dengan penghematan konsumsi energi sekitar 12% dibanding
perusahaan sejenisnya (red: Bisnis.com/2013).
Prestasi lainnya yang ditorehkan
Semen Indonesia yaitu pabrik semen di Tuban yang mencatatkan rekor dunia setelah
menjadi pabrik semen yang sanggup memproduksi semen sebesar 14 juta ton dalam
satu lokasi. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Sekretaris perusahaan Semen
Indonesia (Persero) Agung Wiharto (red: semenindonesia.com/2013).
Grafik
proyeksi konsumsi semen domestik dan kapasitas produksi nasional 2012-2017
Gambaran umum statistik yang
dihimpun diatas menunjukkan bahwa konsumsi semen nasional pada tahun 2012
hingga 2017 terus meningkat. Permintaan semen di pasar domestik juga semakin
meningkat dengan tingginya pembangunan infrastruktur yang dijelaskan pada bagian
sebelumnya. Pada tahun 2012, produksi semen nasional tidak dapat mencukupi
konsumsi semen dalam negeri sehingga mengalami neraca produksi yang defisit
sebesar 721 ribu ton. Kemudian pada tahun 2013, produksi nasional ditingkatkan
hingga mencapai 59 juta ton lebih sehingga berhasil mengatasi tingginya
permintaan konsumsi nasional serta menjadikan posisi neraca produksi semen
mengalami surplus sebesar 778 ribu ton. Proyeksi kapasitas ekspor semen yang
diharapkan juga menunjukkan tren tetap akibat belum cukup stabilnya neraca
produksi semen nasional. Sementara itu, proyeksi kapasitas terpasang produksi
nasional yang dicanangkan pada tahun 2012 sebesar 60,27 juta ton kemungkinan
besar dapat dicapai oleh industri nasional pada tahun 2014 yang ditaksir berada
di angka 60,57 juta ton. Yang menarik adalah dengan kenaikan proyeksi produksi
nasional seiring dengan banyaknya rencana pembangunan smelter/pabrik pengolahan semen baru, mengakibatkan neraca produksi
semen langsung menanjak drastis bernilai surplus di tahun 2015. Hal tersebut
cukup menggembirakan para pengusaha industri semen karena ada angin segar untuk
memperbesar kapasitas ekspor semen di pasar mancanegara.
Menurut survei dari Asosiasi Semen
Indonesia (ASI), penggunaan bahan semen oleh warga Indonesia tingkat per kapita
mencapai 223 kg. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura dan
Malaysia, yang masing-masing diatas 1000 kg dan 600 kg per kapita, penggunaan
semen per kapita masyarakat Indonesia masih kecil. Pertumbuhan semen juga terus
menurun apabila dibandingkan pada tahun 2011 dan tahun 2012. Pada tahun 2011
yang merupakan puncak tertinggi pertumbuhan mencapai 17,7% turun di tahun 2012
sebesar 14,5% hingga terus merosot triwulan III tahun 2013 sebesar 5,3%.
Sedangkan pada pertumbuhan GDP Indonesia juga turun dari 6,80% tahun 2012
menjadi 5,90% di triwulan III tahun 2013. Kegiatan impor barang dari luar
negeri menuju Indonesia yang saat ini tengah gencar dibahas oleh media cukup mempengaruhi
pertumbuhan GDP tersebut.
Sementara itu permintaan pasar semen
dalam negeri masih didominasi bentuk bag/karung
yang mencapai 32 juta ton hingga akhir triwulan III 2013. Sedangkan konsumsi
semen borongan/bulk cement mencapai
8,6 juta ton. Proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan tol, gedung
bertingkat dan lainnya menjadi penyumbang angka konsumsi bulk cement domestik. Angka penggunaan bag dan bulk cement tersebut
diprediksikan masih bisa meningkat hingga akhir tahun 2013 dengan dukungan
pabrik-pabrik pengemasan baru serta permintaan pasar domestik yang masih besar.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan kembali tingginya permintaan semen pasar
domestik yaitu membaiknya perekonomian negara, minat masyarakat untuk membeli
lokasi pribadi atau bisnis yang menguntungkan dan bisa mereka bangun, kebijakan
dari pemerintahan yang berekspansi infrastruktur negara dalam pembangunan,
serta peningkatan konsumsi komoditas masyarakat per kapita sebagai imbas dari
kesejahteraan yang merata.
Wilayah perdagangan Semen Indonesia di
negara Indonesia pada triwulan III 2013 yang terbesar masih dipegang pulau Jawa
dengan distribusi semen sebesar 56,1%. Urutan kedua dan ketiga ditempati pulau
Sumatera dan Kalimantan masing-masing 21,1% dan 7,6%. Paling rendah berada di wilayah
potensial, Irian Jaya. Sedangkan untuk ekspansi pasar domestik di wilayah Jawa triwulan
III 2013, Semen Indonesia sedikit di bawah Indocement TP. Namun selain di
wilayah Jawa, Semen Indonesia sangat jauh meninggalkan para pesaingnya terutama
di wilayah Sumatera, Sulawesi dan wilayah Timur Indonesia yang memiliki margin diatas
30% (red: SMGR Corp/2013).
Gambar
peta unit-unit industri milik PT. Semen Indonesia Tbk. di Indonesia
Saat ini, PT. Semen Indonesia
memiliki 4 pabrik besar yang saling bersinergi yaitu di Tuban Jawa Timur,
Padang Sumatera Barat, Tonasa Sulawesi Selatan serta Thang Long di Vietnam.
Perusahaan berplat merah ini juga memiliki 22 unit pabrik penggilingan semen
dan 13 unit gudang pembakaran bahan semen. Infrastruktur penunjang perusahaan
lainnya yaitu 11 unit pelabuhan khusus milik perusahaan, 30 unit gudang penyimpanan
semen, serta 21 unit pabrik pengemasan semen. Sedangkan untuk grinding plant, terdapat 2 unit yang
berada di pulau Jawa dan di Vietnam. Rencana jangka panjang yang dibentuk Semen
Indonesia dengan memetakan tempat-tempat distribusi produk serta pembangunan
unit pengemasan semen di Banjarmasin dan Mamuju yang sebentar lagi rampung
diharapkan menambah kemampuan perusahaan Semen Indonesia untuk meningkatkan
daya saing dengan industri semen lama maupun industri semen baru lainnya
khususnya di luar pulau Jawa.
Ditengah ketatnya persaingan
pasarnya domestik maupun asing, iklim investasi industri Indonesia, khususnya
industri semen di Indonesia dewasa ini juga semakin membaik Pertumbuhan ekonomi
negara Indonesia yang cukup stabil yang berada di kisaran angka 6% pada awal
2013 membuat investor asing tidak ragu membenamkan dana mereka di Indonesia.
Pada sektor jasa konstruksi dan real
estate yang merupakan salah satu pasar penting dari produk semen tumbuh
baik masing-masing sebesar 7,2% dan 8,4% (red: Bappenas RI/2013). Salah satu
investor yang berasal dari Australia akan menanam uangnya untuk bisnis semen di
Indonesia. Investor dari Australia tersebut akan menanam modal sebesar 5
trilliun rupiah yang dijadwalkan modal masuk ke Indonesia pada tahun 2014
sebagai modal pembangunan pabrik semen di provinsi Sulawesi Utara, tepatnya di
kabupaten Minahasa Tenggara (red: BeritaSatu.com/2013). Selain itu dari negara
China yang diwakili oleh China
Anhui Conch Group Co. Ltd. dan perusahaan China Triumph International Engineering
Co. Ltd, yang berencana membangun pabrik semen di Sumatera, Jawa, Kalimantan
dan Irian Jaya (red: harianhaluan.com/2012).
Kondisi persaingan pasar yang
terjadi di pasar semen Asia Tenggara sangat kompetitif. Tercatat, tiga negara besar
produsen semen berusaha keras dalam pengamanan posisi leader market di Asia Tenggara. Negara tersebut adalah Thailand,
Indonesia dan China yang juga ambil bagian di pasar Asia Tenggara. Perusahaan
semen internasional asal China, Anhui Conch Cement Company Ltd, sedang membangun pabrik
semen di Saradang, Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan yang menurut rencana
akan beroperasi di tahun 2014. Investasi yang digelontorkan oleh perusahaan
untuk pembangunan pabrik tersebut adalah US$500 juta dengan kapasitas terpasang
produksi semen 1,5 juta ton per tahun. Selain itu, Anhui juga membangun 2 train dengan total produksi sebesar 3
juta ton per tahun. Anhui juga sedang membangun 2 power plant
dengan kapasitas 2x18 MegaWatt. Anhui juga berencana membangun 4 pabrik
semen yang berlokasi di Papua Barat dan Sulawesi Selatan dengan kapasitas produksi
total yang terpasang sekitar 3 juta ton per tahun. Produk semen dari
perusahaan tersebut akan dilepas di pasar Indonesia Timur dan wilayah
Kalimantan, serta akan diekspor ke pasar internasional. Sementara itu, pesaing
terdekat dari PT. Semen Indonesia di wilayah Asia Tenggara yaitu perusahaan Siam
Cement Group (SCG) yang berasal dari Thailand. Perusahaan milik kerajaan
Thailand ini memiliki dana investasi di Indonesia sebesar US$ 700 juta. Namun,
hanya sekitar US$ 300 juta yang rencananya digunakan sebagai pembangunan pabrik
semen yang berlokasi di daerah Sukabumi Jawa Barat. Sisa dana investasi
digunakan untuk mengakusisi perusahaan-perusahaan besar yang berada di
Indonesia dengan basis non-industri semen. Pabrik semen yang akan dibangun PT.
Siam Cement tersebut diprediksi berkapasitas terpasang sebesar 1,8 juta ton dan
hasil produksinya akan dijual di pasaran Indonesia atas dasar penilaian
perusahaan terhadap tingkat ekonomi negara Indonesia yang cerah (red: harianhaluan.com/2012).
Kenyataan tersebut yang saat ini harus segera diatasi oleh Semen Indonesia
dengan cepat agar tidak tersalip di dalam persaingan pasar semen ASEAN maupun wilayah
Asia. Beberapa kebijakan telah dilakukan Semen Indonesia seperti mencanangkan
target ekspor produk semen ke wilayah Asia Selatan, Timur Tengah maupun Afrika
untuk ekspansi mancanegara yang lebih luas. Namun diperlukan langkah yang cukup
antisipatif dalam menghadapi persaingan di wilayah Asia dengan Siam Cement, Anhui
Conch Cement atau industri asing lain maupun di
wilayah Indonesia sendiri dengan industri semen nasional lainnya.
Beberapa persoalan tersebut direspon
oleh Semen Indonesia dengan merambah segmen pasar semen di Myanmar untuk
membangun pabrik baru disana dan rencana akan beroperasi tahun 2014 apabila
tidak ada hambatan. Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, menginginkan
Semen Indonesia menjadi salah satu perusahaan semen internasional yang
global. Dengan adanya anak perusahaan yang berada di Vietnam, dan memiliki
kapasitas terpasang sebesar 2,3 juta ton per tahun serta rencananya terus
digenjot untuk dinaikkan menjadi 6,5 juta ton per tahun akan dapat mengamankan
posisi leader market di wilayah Asia
Tenggara. Sementara itu terdapat kabar baik dengan rencana bergabungnya PT.
Semen Baturaja dengan Semen Indonesia, yang apabila terealisasikan akan
meningkatkan jumlah produksi Semen Indonesia. Rencana lainnya yaitu memasarkan
sebagian hasil produksi semen di pabrikan Vietnam dan Myanmar di pasar domestik
Indonesia yang tingkat permintaan bahan semen terus membengkak dan diprediksi
mencapai 61 juta ton per tahun pada tahun 2015 mendatang. Jumlah semen yang masih
surplus menurut rencana juga akan dipasarkan ke Asia Selatan seperti
negara India, Bangladesh, Sri Lanka, serta kembali ke Myanmar dan Vietnam (red:
mmindustri.co.id/2013).
Di tahun 2013, Semen Indonesia telah
mengoperasikan pabrik baru Tuban IV Jawa Timur dan pabrik Tonasa V Sulawesi
Selatan yang masing-masing dari pabrik tersebut akan menambah kapasitas
terpasang Semen Indonesia sekitar 3 juta ton dalam total produksi Semen
Indonesia. Selain itu, Semen Indonesia Tbk. juga sedang menyiapkan beberapa
pabrik baru yang berada di kota Rembang Jawa Tengah dan Indarung VI Padang Sumatera
Barat yang menurut rencana pembangunan kedua pabrik akan rampung pada tahun 2015
dan tahun 2016 (red: antaranews.com/2013).
Semen Indonesia diprediksi akan
berhasil meningkatkan nilai produksi ekspor pada tahun 2014. Pada bulan Oktober
2012 ekspor dari Semen Tonasa dan Semen Padang tercatat tidak lebih dari 100
ribu ton, namun pada periode yang sama di tahun 2013 melonjak tajam menjadi 290
ribu ton lebih. Hal ini disebabkan cadangan domestik yang surplus sehingga
diarahkan ke pasar ekspor seperti yang dikatakan Agung Wiharto selaku sekretaris
PT. Semen Indonesia (red: surabayapagi.com).
Gambar 1 Gambar 2
Catatan
finansial PT. Semen Indonesia (Persero) hingga bulan Juni 2013
Kemajuan pembangunan bisnis
perusahaan juga dipengaruhi oleh rekam jejak finansial yang dicatatkan
perusahaan. Pada gambar 1, PT. Semen Indonesia (Persero) tahun 2012 mendapatkan
pendapatan sebesar 19,598 triliun rupiah. Kemudian laba bersih perusahaan yang
didapat dari pendapatan dikurangi berbagai beban biaya operasional perusahaan sebesar
4,847 triliun rupiah. Laba bersih perusahaan naik sebesar 23,5% dari tahun sebelumnya
yang sebesar 3,925 triliun rupiah. Sedangkan laba bagi pemegang saham Semen
Indonesia (Persero) sebesar 817 rupiah. Laba saham per lembarnya tersebut naik 23,5%
dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 662 rupiah. Sedangkan pada gambar 2,
semester 1 tahun 2013 terdapat kenaikan pendapatan perusahaan sebesar 11,422
triliun rupiah atau naik 31,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian laba bersih perusahaan sebesar 2,584 triliun rupiah atau naik 22,9%
dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, untuk Total Debt to Equity Ratio perusahaan naik sebesar 22,2% yang berarti
turunnya ekuitas perusahaan. Namun menjadi tidak begitu berarti karena sejalan
dengan naiknya nilai
aktiva perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan
melunasi tanggungannya. Sementara itu, Total
Debt to Asset Ratio naik sebesar 15,5% dari periode sama tahun sebelumnya
yang berarti naiknya modal pinjaman dari luar Semen Indonesia (Persero) yang
digunakan untuk investasi dalam
aktiva perusahaan.
Gambar
Strong Balance Sheet and Returns PT.
Semen Indonesia (Persero) tahun 2008-2012
Sejalan dengan naiknya Debt
to Equity Ratio perusahaan, hutang-hutang yang
ditanggung perusahaan juga naik di angka 3,85 triliun rupiah pada tahun 2012.
Begitu juga Cash Balance Semen Indonesia (Persero)
yang turun menjadi 3,317 triliun rupiah. Akibatnya, Return on Assets (ROA) perusahaan di tahun 2012 kembali menurun
dari tahun sebelumnya ke angka 18,2%. Banyak faktor yang menjadi penyebab depresiasi
finansial tersebut,
diantaranya yaitu kenaikan jumlah modal pinjaman dari luar untuk
aktiva perusahaan, kenaikan harga komoditas bahan baku industri maupun kenaikan
bahan bakar transportasi untuk kegiatan distribusi produk Semen Indonesia
(Persero). Namun, Semen Indonesia cepat menyikapinya dengan langkah
antisipasi yang tercermin hingga akhir semester 1 tahun tahun 2013. Dengan
menggenjot angka penjualan semen hingga meningkat sebesar 18,3% menjadi 12,23
juta ton pada semester I 2013, Semen Indonesia (Persero) sanggup mencatatkan
laba bersih pada semester I sebesar Rp 2,584
triliun. Tak hanya itu, ekspor semen juga mencatat angka sebesar 0,09 juta ton
atau meningkat dengan persentase 170% dibanding periode sebelumnya (red: tempo.co/2013).
Gambaran
Total Dividen Pay Out dan Dividen Pay Out Ratio PT. Semen
Indonesia (Persero) tahun 2007-2012
Sementara itu, dari pihak pemegang
saham perusahaan, PT. Semen Indonesia (Persero) memiliki nilai yang tinggi.
Kenaikan Total Dividen Pay Out
perusahaan sejak tahun 2010 hingga 2012 yang terus menanjak membuktikan
kemakmuran para pemilik perusahaan cukup terjamin. Pada tahun 2012, Semen
Indonesia (Persero) membukukan Total
Dividen Pay Out sebesar 2,1813 triliun rupiah. Angka tersebut naik 11,1% dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 1,9627 triliun rupiah. Sedangkan Dividen Pay Out Ratio turun 5% ke angka 45% dari tahun 2011 yang
sebesar 50%. Penurunan tersebut bisa saja terjadi karena perusahaan sedang menambah
jumlah saham yang beredar diantara pemilik perusahaan untuk memperluas
kepemilikan serta melakukan tambahan pendanaan struktur modal perusahaan dalam
jangka waktu yang panjang.
Gambaran finansial diatas menunjukkan
bahwa nilai perusahaan Semen Indonesia (Persero)
semakin tinggi dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk margin net income dari tahun 2008-2012 juga selalu diatas 20% lebih. Kepercayaan
yang diberikan perusahaan kepada para pemiliknya juga semakin baik dengan usaha
ekspansi pasar yang besar oleh Semen Indonesia di kancah domestik maupun
mancanegara. Kelebihan lainnya yaitu kecakapan Semen Indonesia dalam mengatasi
permasalahan proses perkembangan perusahaan dengan respon cepat baik dari pihak
marketing/penjualan maupun distribusi
produk perusahaan. Dengan banyaknya cabang perseroan Semen Indonesia (Persero)
yang tersebar di wilayah nusantara, secara langsung dapat membantu perusahaan
mempertahankan posisi leader market
di wilayah domestik ataupun mancanegara.
Beberapa ide saran yang mungkin bisa
dipertimbangkan Semen Indonesia dalam memperluas ekspansi pasar di Indonesia di
wilayah Indonesia timur yaitu pembangunan pabrik semen baru di Papua. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Kelompok Program Penelitian Mineral Pusat Sumber Daya
Geologi Indonesia tahun 2007 mengungkapkan bahwa kandungan bahan baku produksi
semen cukup melimpah di wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Wilayah Papua
yang diteliti banyak mengandung bahan baku semen diantaranya Kabupaten Fak-fak
dan Kabupaten Manokwari Papua Barat. Namun, hal tersebut masih terkendala
dengan kondisi pasar semen yang tidak stabil serta masih banyaknya
infrastruktur pendukung pembangunan yang masih sangat minim. Masih banyak faktor
teknis serta non-teknis sebagai pedoman pembangunan pabrik baru di wilayah
Papua yang perlu pembelajaran lebih jauh lagi. Pernyataan seperti itu juga
dikeluarkan oleh Direktur Utama Semen Indonesia (Persero) Dwi Soetjipto kepada
detikFinance kalau tim dari perusahaannya sedang mengkaji berbagai kemungkinan Semen
Indonesia (Persero) untuk membangun pabrik baru di tanah Papua (red:
finance.detik.com/2013). Namun yang menarik adalah pembangunan pabrik semen baru
oleh PT. Semen Papua di dalam wilayah Kabupaten Mimika Papua. Proyek
pembangunan milik pemerintah Papua yang dimulai pada tahun 2014 ini akan
menelan biaya sekitar 1,9 triliun rupiah dan produksi awal adalah bahan baku semen
curah yang didatangkan dari pabrik semen lain untuk di kemas dalam pabrik Semen
Papua. Dana yang digunakan dalam pembangunan pabrik dengan kapasitas 500 ribu
ton per tahun itu akan dikumpulkan dari para investor oleh Bank Papua (red:
kompas.com/2013). Hal tersebut bisa membuka pintu peluang kerjasama antara
Semen Indonesia (Persero) dengan Semen Papua dalam tender bantuan pengadaan
bahan baku semen curah yang didatangkan dari pabrik semen milik Semen Indonesia
untuk dikemas di Timika. Selain itu, dengan kegiatan tersebut dapat membantu mendongkrak
penjualan Semen Indonesia di Papua. Menurut penuturan Kepala Pengembangan
Pemasaran Semen Indonesia Rudi Hartono, penjualan produk Semen Indonesia di
Sorong Raya masih dalam kisaran 12 ribu ton per bulan (red: tempo.co/2013). Sementara
itu, Semen Indonesia juga telah membangun packing
plant berkapasitas 300 ribu ton di Sorong Papua yang bertujuan menambah
kuota penjualan Semen Indonesia di kisaran 30 ribu ton lebih. Dengan tekad
besar yang dicanangkan Semen Indonesia, target penguasaan pasar semen di Papua
sebesar 50% akan sangat mungkin bisa tercapai untuk kedepannya.