Jumat, 17 Januari 2014



I.                  Judul Percobaan          : Entropi Sistem
II.               Tanggal Percobaan      : 31 Oktober 2013
Tujuan Percobaan        :
Mempelajari perubahan entropi sistem pada beberapa reaksi.
IV.           Kajian Teori                 :
Entropi dapat didefinisikan sebagai bentuk ketidakteraturan perilaku partikel dalam sistem terhadap lingkungan. Entropi didasarkan pada perubahan setiap keadaan yang dialami partikel dari keadaan awal hingga keadaan akhirnya. Entropi juga merupakan suatu fungsi keadaan dan dilambangkan S, dan perubahan entropi dilambangkan . Entropi juga dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk menyatakan ketidakteraturan sistem.
Wujud zat ada tiga macam, yaitu padat, cair, dan gas. Susunan partikel dalam zat padat begitu teratur. Pada zat cair partikel – partikelnya kurang teratur, sedangkan dalam gas makin tidak teratur. Pada reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur dan sebaliknya. Beberapa proses kimia terjadi, bahakan walau tidak ada perubahan energi total. Reaksi spontan terjadi bila keadaan terbawa pada kondisi kekacauan yang lebih besar. Dalam volume yang mengembang, molekul gas individual meiliki derajat kebebasan yang lebih besar untuk bergerak sehingga lebih tidak teratur. Ukuran ketidakteraturan suatu sistem dinyatakan dengan entropi yang diberi lambang S. Kita hanya dapat mengukur nilai perubahan ketidakteraturannya saja yang biasa dilambangkan dengan (Δ).
Pada suhu nol mutlak, semua gerakan atom dna molekul berhenti, dan ketidakteraturan (entropi) zat padat sempurna seperti itu adalah nol (Entropi nol pada suhu nol sesuai dengan hukum ketiga termodinamika). Semua zat di atas nol mutlak akan memiliki nilai entropi positif yang terus bertambah seiring meningkatnya suhu. Dengan kata lain, bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang teratur,maka perubahan entropi (ΔS)  positif dan menunjukkan bahwa reaksi berlangsung spontan. Namun, bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan kurang teratur menjadi teratur, maka perubahan entropi (ΔS) negatif.
Hal ini sesuai dengan hukum kedua termodinamika yang mengatakan bahwa entropi sistem dan lingkungannya selalu meningkat dalam keadaan spontan. Jadi, hukum pertama dan kedua termodinamika menunjukkan bahwa untuk semua proses perubahan kimia di alam semesta, energi selalu kekal namun entropi selalu meningkat.
·      Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika
Perubahan entropi dalam termodinamika, hanya memperhatikan keadaan awal dan akhir, dan tidak memperhatikan proses yang menghubungkan keadaan awal dan akhir sistem tersebut. Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, “Sebuah proses alami yang bermula di dalam suatu keadaan kesetimbangan dan berakhir didalam satu kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dan sistem dari lingkungannya semakin besar”.
Penerapan hukum kedua termodinamika pada sistem kimia memungkinkan ahli kimia meramalkan perilaku reaksi kimia.jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi sehingga mencapai temperatur yang serbasama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi lebih tidak teratur.
Proses – proses yang dapat menyebabkan peningkatan entropi adalah :
-       Padatan meleleh menjadi cairan
-       Padatan atau cairan menguap membentuk gas
-       Padatan atau cairan bercampur dengan pelarut untuk membentuk larutan nonelektrolit
-       Reaksi kimia menghasilkan suatu kenaikan jumlah molekul – molekul gas
-       Suatu zat dipanaskan (temperatur meningkat).
Berdasarkan perhitungan dalam lingkar Carnot, maka:
... Hukum Carnot – Clausius (1)
 
            
q2 dan q4 = 0, sehingga pada proses lingkar ini dapat dinyatakan bahwa
 ............. (8)
Persamaan (8) berlaku untuk setiap proses lingkar yang reversible. Besaran di belakang tanda integral pada persamaan (8) harus merupakan diferensial total dan ini berarti merupakan suatu fungsi keadaan. Oleh Clasius besaran ini disebut sebagai entropi (S). Selanjutnya, fungsi entropi didefinisikan sebagai:
....................................................................  (9)
Pada proses isotermis,  dan berlaku untuk proses isotermis, baik reversibel, maupun irreversibel, walaupun kalor yang diserap q < qrev tidak berarti .
Jika reaksi tidak terjadi pada proses isotermis dan terjadi pada tekanan tetap, maka besarnya entropi secara otomatis dipengaruhi oleh perubahan suhu, sehingga:
Karena qp = n Cp dT, maka:
·      Kalor
Kalor, biasanya dilambangkan dengan q atau Q, merupakan salah satu bentuk energi yang dapat dipertukarkan oleh sistem dan lingkungan karena adanya perbedaan suhu. Perubahan kalor bergantung pada jalannya sistem sehingga bukan merupakan fungsi keadaan. Besarnya kalor yang terlibat dalam suatu reaksi dipengaruhi oleh perubahan suhu yang terjadi dalam reaksi, sehingga:
Q = m c dT
Di mana c adalah kalor jenis zat yang terlibat dalam reaksi.

·      Entalpi (H)
Entalpi (H) adalah besarnya energi yang dimiliki suatu benda. Kita tidak dapat mengamati H, tetapi, yang dapat kita amati hanyalah perubahannya (ΔH), dan entalpi merupaka fungsi keadaan. ΔH juga dapat bernilai positif, atau negatif. Apabila suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka ΔH bernilai negatif karena pada reaksi ini terjadi pelepasan kalor. Apabila ΔH bernilai positif, maka reaksi berlangsung secara endoterm dan terjadi penyerapan kalor. Harga perubahan entalpi (ΔH) juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Apabila terjadi kenaikan suhu, maka ΔH bernilai positif, sebaliknya, apabila terjadi penurunan suhu, maka ΔH bernilai negatif. Apabila sebuah reaksi kimia terjadi pada tekanan tetap, maka besarnya nilai perubahan entropi dapat diketahui dari kalor yang terlibat dalam rekasi, yaitu:
ΔH = - q


Uji perubahan entropi pada suatu reaksi kimia tertentu dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Analisis Kualitatif
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kualitatif artinya Mengamati perubahan fase yang terjadi setelah zat-zat yang akan diuji direaksikan. Apakah terjadi perubahan fase, misal dari padat ke cair,cair ke gas ,padat ke gas dan sebaliknya. Perubahan fase ini akan menentukan suatu entropi naik (∆S) positif atau (∆S) negatif dilihat dari ketidakaturan partikel suatu zat.
Analisis kuantitatif artinya Menentukan Entropi lewat suatu perhitungan. Yaitu dengan rumus sebagai berikut :
Jika keadaan sistem berubah dari keadaan 1 ke keadaan 2, maupunperubahan entropinya adalah sebesar
Pada Proses isotermis sebagai berikut :
Rumus tersebut berlaku untuk proses isotermis baik reversible maupun tak reversible walaupun kalor yang diserap Q<Qrev tidak berarti





V.               Alat dan Bahan            :
Ø Alat           :
1.      Tabung Reaksi                        3 Buah
2.      Termometer 0-100o C              1 Buah
3.      Spatula                                        1 Buah
4.      Tempat Rol Film Plastik         1 Buah
5.      Gelas Ukur 10 mL                  1 Buah
Ø Bahan       :
1.      NaOH padat
2.      KNO3 padat
3.      Larutan HCl 0,1 M
4.      NH4Cl padat
5.      Ba(OH)2 padat
6.      Aquades
7.      Logam Mg

VI.           Prosedur Percobaan     :
·      Prosedur 1










 
·      Masukan masing-masi ng ke dalam tabung reaksi
·      Ukur dan catat suhunya
 
                              








 





·      Persamaan Reaksi :

Tabung 1 : H2O(l) + NaOH(s) àNaOH(aq)
Tabung 2 : H2O(l) + KNO3(s) à KNO3(aq)
Tabung 3 : 2HCl(l) + Mg(s) à MgCl2(aq) + H2(g)


v Prosedur 2


 








·       Persamaan Reaksi :
Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) àBaCl2(s) + 2NH3(g) + 2H2



VII.        Hasil Pengamatan        :
No. Perc
Prosedur percobaan
Hasil Pengamatan
Dugaan/reaksi
Kesimpulan

1.
























2.
-  Ditambah ½ sendok spatula KNO3(s) yang telah ditimbang beratnya
-  Dikocok hingga larut
-  Diukur dan dicatat suhunya
-  Diukur dan dicatat suhunya
-   
 
Rounded Rectangle: T2BRounded Rectangle: T1B
-  Dimasukkan tabung reaksi B
-  Diukur dan dicatat suhunya
-   
 
Rounded Rectangle: 10 ml H2O
 b.
 
Rounded Rectangle: 10 ml H2O
 a.
 
Rounded Rectangle: T2ARounded Rectangle: T1A
-  Ditambah ½ sendok spatula NaOH(s) yang telah ditimbang beratnya
-  Dikocok hingga larut
-  Diukur dan dicatat suhunya
-  Diukur dan dicatat suhunya
-   
 
-  Dimasukkan tabung reaksi A
-  Diukur dan dicatat suhunya
-   
 









H2O : tidak berwarna
NaOH(s) : padatan putih
KNO3(s) : padatan putih
Mg(s) : padatan abu-abu
HCl(aq) : larutan tidak berwarna

·  Tabung A :
Berat NaOH : 0,112 gram
Suhu awal H2O (T­1A) : 30­oC
H2O +  NaOH(s) : padatan larut dan larutan tidak berwarna, tabung terasa panas
Suhu akhir (T2A) : 34oC

·  Tabung B :
Berat  KNO3 : 0,8 gram
Suhu awal H2O (T­1B) : 30­oC
H2O +   KNO3(s) : padatan larut dan larutan tidak berwarna
Suhu akhir (T2B) : 32oC




·  Tabung C :
Berat  Mg(s) : 0,015 gram
Suhu awal H2O (T­1C) : 30­oC
H2O +    Mg(s) : terbentuk gelembung dan larutan tidak berwarna
Suhu akhir (T2C) : 33oC



Ba[OH]2(s) : padatan putih
Berat  Ba[OH]2(s) : 0,087 gram
NH4Cl(s) : padatan putih
Berat  NH4Cl(s) : 0,058 gram
T1 : 30o C            
Bau gas : gas amoniak, menyengat
T2 : 31o C


a.  H2O(l) + NaOH(s) à NaOH(aq)
b.  H2O(l) + KNO3(s) à KNO3(aq)
c.  2HCl(l) + Mg(s) à MgCl2(aq) + H2(g)


































Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) àBaCl2(s) + 2NH3(g) + 2H2O


·     Pada tabung A :
∆H = -8,485 x 10-1 J
∆S = 2,764 x 10-3 J/K

·     Pada tabung B :
∆H = -1,197 J
∆S = 3,924 x 10-3 J/K

·     Pada tabung C :
∆H = -8,161 x 10-1 J
∆S = 26,67 x 10-1 J/K

·    Keteraturan hubungan antara entropi dengan entalpi yaitu pada saat nilai entalpi negatif maka nilai entropi positif dan reaksi berjalan spontan dan sebaliknya.

















Pada tempat rol film :
∆H = -3,824 x 10-2 J
∆S = 1,258 x 10-4 J/K

Rounded Rectangle: T2
-  Tutup kotak dan kocok hingga bercampur sempurna
-  Buka tutup dan cium bau gas yang terjadi
-  Ukur dan catat suhunya

 
Rounded Rectangle: T1
-  Dimasukkan ke dalam kotak plastik rol film
-  Diukur suhunya
 
Rounded Rectangle: 1 sendok spatula Ba[OH]2 padat
½ sendok spatula NH4Cl padat
 c.
 

VIII.    Analisis Data dan Pembahasan      :
Pada percobaan entropi sistem, ada 2 prosedur kerja yaitu yang pertama menggunakan 3 tabung reaksi dan yang kedua menggunakan kotak plastik tempat rol film. Percobaan entropi sistem ini bertujuan untuk mempelajari perubahan entropi sistem pada beberapa reaksi.
Prosedur pertama pada percobaan pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan tiga tabung reaksi. Pada tabung pertama yaitu berisi NaOH dan aquades yang dimaksudkan untuk memahami perubahan entropi dalam larutan NaOH. Yang pertama kami lakukan adalah memasukkan 10 mL aquadest ke dalam tabung reaksi pertama dan diukur suhu dengan menggunakan termometer dan dihutung suhu awal aquades T1 = 30oC. Kemudian kami menambahkan padatan putih NaOH 0,112  gram ke dalam tabung reaksi. Campuran aquades dan NaOH dikocok hingga homogen sehingga menghasilkan larutan tidak berwarna lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2= 34oC dengan reaksi:
NaOH (s) + H2O (l) à NaOH(aq)
Dari data yang diperoleh dilakukan perhitungan untuk menghitung  dan .  Pertama adalah menghitung mol NaOH dengan persamaan

Lalu menghitung nilai    dan  sesuai dengan persamaan


  =
dan

 
 





Dari perhitungan yang dilakukan didapat hasil  = 2,76 x 10-3 J/K  dan  = -0,84732 J. Hasil menunjukkan bahwa  perubahan entropinya positif yang berarti ada kenaikan entropi dan reaksi berjalan spontan. Untuk perubahan entalpinya adalah negatif yang berarti reaksi diatas adalah reaksi eksoterm (melepaskan kalor).



Pada tabung kedua yaitu berisi KNO3 dan aquades yang dimaksudkan untuk memahami perubahan entropi dalam larutan KNO3. Yang pertama kami lakukan adalah memasukkan 10 mL aquadest ke dalam tabung reaksi pertama dan diukur suhu dengan menggunakan termometer dan dihutung suhu awal aquades T1 = 30oC. Kemudian kami menambahkan padatan putih KNO3 0,8  gram ke dalam tabung reaksi. Campuran aquades dan KNO3 dikocok hingga homogen sehingga menghasilkan larutan tidak berwarna lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2= 32oC dengan reaksi:
KNO3 (s) + H2O (l) à KNO3 (aq)
Dari data yang diperoleh dilakukan perhitungan untuk menghitung  dan .  Pertama adalah menghitung mol KNO3 dengan persamaan


Lalu menghitung nilai    dan  sesuai dengan persamaan


  =
dan

 
 





Dari perhitungan yang dilakukan didapat hasil
                               = dan  =  
Hasil menunjukkan bahwa perubahan entropinya positif yang berarti ada kenaikan entropi dan reaksi berjalan spontan. Untuk perubahan entalpinya adalah negatif yang berarti reaksi diatas adalah reaksi eksoterm (menerima kalor). Akan tetapi seharusnya entropi dari KNO3 adalah negatif dan perubahan entalpinya positif atau reaksi endoterm (menyerap kalor). Hal ini karena pada reaksi KNO3 (s) + H2O (l) akan menyebabkan KNO3 larut dalam air. Untuk dapat larut dalam air atau untuk ion-ion KNO3 terurai menjadi K+ dan NO3- membutuhkan energi panas (kalor yang cukup besar), maka dari itu, untuk dapat larut dalam air, KNO3 menyerap kalor untuk terurai.

Pada tabung ketiga yaitu berisi HCl dan Mg yang dimaksudkan memahami perubahan entropi dalam larutan MgCl2. Yang pertama kami lakukan adalah memasukkan 10 mL HCl ke dalam tabung reaksi pertama dan diukur suhu dengan menggunakan termometer dan dihutung suhu awal aquades T1 = 30oC. Kemudian kami menambahkan padatan abu-abu Mg 0,015  gram ke dalam tabung reaksi. Campuran HCl dan Mg dikocok hingga homogen sehingga menghasilkan larutan tidak berwarna dan terdapat gelembung gas H2 lalu diukur suhu dan didapatkan nilai T2= 33oC dengan reaksi:
2HCl(aq) + Mg(s) àMgCl2(aq) + H2(g)
Dari data yang diperoleh dilakukan perhitungan untuk menghitung  dan .  Pertama adalah menghitung mol HCl mula-mula dan mol Mg mula-mula sesuai persamaan berikut :
Mol HCl mula-mula = V HCl x M HCl

Lalu mereaksikannya, setelah itu akan di dapatkan mol MgCl2. Setelah mol MgCl2 diketahui kemudian menghitung nilai    dan  sesuai dengan persamaan


  =
dan

 
 





Dari perhitungan yang dilakukan didapat hasil  =    dan   = . Hasil menunjukkan bahwa  perubahan entropinya positif yang berarti ada kenaikan entropi dan reaksi berjalan spontan. Untuk perubahan entalpinya adalah negatif yang berarti reaksi diatas adalah reaksi eksoterm (melepaskan kalor).

Pada percobaan kedua untuk memahami perubahan entropi dalam dalam percobaan ini kami menggunakan tempat plastic rol film. kami memasukkan 0,058 gram padatan kristal NH4Cl dalam kotak plastik (tempat rol film). Warna padatan kristal NH4Cl berwarna putih. Kemudian, kami menambahkan 0,087 gram padatan Ba(OH)2 ke dalam kotak plastik. Warna bubuk Ba(OH)2 putih. Lalu kami mengukur suhu dengan menggunakan termometer. Suhu awal T1 adalah 30oC. Kami kocok kotak plastik sehingga Ba(OH)2 dan NH4Cl tercampur sempurna, kemudian diukur suhu dan didapatkan nilai T2=31oC. Warna Ba(OH)2 campuran dan NH4Cl adalah putih dan dihasilkan bau menyengat. Bau dari gas menyengat ini mengindiksikan adanya gas yaitu gas NH3 atau amoniak. Reaksinya adalah:
Ba(OH)2 (s) + 2NH4Cl(s) à BaCl2 (s)   +   2NH3 (aq)  +  H2O (l)
Dari data yang diperoleh dilakukan perhitungan untuk menghitung   dan . Pertama adalah menghitung mol Ba(OH)2 mula-mula dan mol NH4Cl mula-mula sesuai persamaan berikut :                               


Lalu  mereaksikannya, setelah itu akan di dapatkan mol BaCl2. Setelah mol BaCl2 diketahui , Lalu menghitung nilai    dan  sesuai dengan persamaan


  =
dan

 
 




Dari perhitungan yang dilakukan didapat hasil  =  dan    = . Hasil menunjukkan bahwa  perubahan entropinya positif yang berarti ada kenaikan entropi dan reaksi berjalan spontan. Untuk perubahan entalpinya adalah negatif yang berarti reaksi diatas adalah reaksi eksoterm (melepaskan kalor).

Terjadi kesalahan yaitu pada percobaan kedua, seharusnya entropi dari KNO3 adalah negatif  dan perubahan entalpinya positif atau reaksi endoterm (menyerap kalor). Namun data dari hasil percobaan nilai entropi dari KNO3 adalah positif  dan perubahan entalpinya negative atau reaksi eksoterm (menerima kalor), hal ini terjadi karena ketelitian saat melakukan pengukuran suhu masih kurang, sehingga terjadi kesalahan.

IX.           Kesimpulan                   :
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa nilai Kc rata-rata adalah 7,0776 mol/l. Dan untuk masing-masing Erlenmeyer diperoleh nilai Kc yang berbeda-beda. Untuk Erlenmeyer 1 Kc = -1,093 mol/l, Erlenmeyer 2 Kc = 1,543 mol/l, Erlenmeyer 3 Kc = 2,197 mol/l, Erlenmeyer 4 Kc = 1,415mol/l.
Apabila etanol direaksikan dengan asam asetat akan menghasilkan etil asetat melalui reaksi esterifikasi.

X.               Jawaban Pertanyaan   :
1.      Pada data percobaan yang kami lakukan, dapat ditentukan perubahan entropi secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai berikut.
Perubahan entropi secara kualitatif, yaitu ditandai dengan adanya perubahan fasa dari zat. Dalam percobaan ini perubahan tersebut dapat ditandai dengan adanya perubahan fase dari padatan menjadi cairan dan gas. Selain itu dapat dianalisis juga dari suhunya, semakin tinggi suhu maka entropi positif, sehingga keacakan meningkat. Sedangkan perubahan entropi secara kuantitatif dapat ditentukan dengan menghitung  . perhitungan  dapat dilakukan dengan menggunakan variabel suhu, diamana semakin tinggi suhu, maka semakin tinggi nilai entropi, dapat dihitung dengan menggunakan rumus
2.      Dalam percobaan ini, dilakukan identifikasi terhadap perubahan entropi suatu zat. Perubahan entropi tersebut dapat dilakukan dengan mengukur kelarutan, perubahan suhu, serta perubahan fase dari zat tersebut. Dari hasil kelarutan, jika suatu zat berwujud padat kemudian berubah wujud menjadi cair saat dilarutkan pada pelarutnya, maka zat tersebut larut dalam pelarutnya yang berarti berubah fase dari padat menjadi cair, serta dilakukan pengukuran suhunya, jika suhu meningkat dari sebelumnya, berarti nilai entropi positif, sehingga keacakan meningkat.






XI.           Daftar Pustaka   :
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika. Jilid I. Terjemahan oleh : Irma I. Kartohadiprodjo. Jakarta : Erlangga.
Chemistry. 2009: Termodinamika. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/reaksi anorganik/termodinamika/,  Diunduh  pada 04 Oktober 2013 pukul 21:17 WIB
Forum Fakta Ilmiah. 2010. Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika http://www. faktailmiah.com/2010/07/21/entropi-dan-hukum-kedua-termodinamika.html, diunduh pada 04 Oktober 2013 pukul 21:20 WIB
Tjahjani, Siti.dkk. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya : UNESA

























LAMPIRAN PERHITUNGAN

·          Pada tabung A :
Vair : 10 mL
m NaOH : 11,2 x 10-2 gram
1A : 30­oC = 303 K
T2A : 34oC = 307 K
Cp : 75,291 J/mol K
-   Reaksi :
H2O(l) + NaOH(s) àNaOH(aq)
n NaOH =  
          =
        = 2,8 x 10-3 mol

∆S = n . Cp . ln
= 2,8 x 10-3 mol x 75,291 J/mol K x ln
= 2,764 x 10-3 J/K
∆H = - ∆S . T2
= - 2,764 x 10-3 J/K x 307 K
= - 848,548 x 10-3 J
= -8,485 x 10-1 J

·          Pada tabung B :
Vair : 10 mL
m KNO3 : 0,8 gram
1B : 30­oC = 303 K
T2B : 32oC = 305 K
Cp : 75,291 J/mol K
-   Reaksi :
H2O(l) + KNO3(s) à KNO3(aq)

n KNO3 =  
          =
        = 7,92 x 10-3 mol

∆S = n . Cp . ln
= 7,92 x 10-3 mol x 75,291 J/mol K x ln
= 3,924 x 10-3 J/K
∆H = - ∆S . T2
= - 3,924 x 10-3 J/K x 305 K
= - 1196,82 x 10-3 J
= -1,197 J

·          Pada tabung C :
VHCl : 5 mL
m Mg : 1,5 x 10-2 gram
1C : 30­oC = 303 K
T2C : 33oC = 306 K
Cp : 75,291 J/mol K
n HCl mula-mula  =  5 x 0.1 M = 0.5 mmol
n Mg =  
  = 0.062 mmol

-   Reaksi :
   2HCl(l)   +    Mg(s)   à    MgCl2(aq)   +    H2(g)
m :         0.5            0.062
r   :      0.124           0.062            0.062             0.062
s   :      0.376              -                 0.062            0.062

mol MgCl2 = 0.062 mmol
= 0.062 x 10-4 mol

∆S = n . Cp . ln
= 0.062 x 10-4 mol x 75,291 J/mol K x ln
= 26,67 x 10-4 J/K
∆H = - ∆S . T2
= - 26,67 x 10-4 J/K x 306 K
= - 8161,02 x 10-4 J
= -8,161 x 10-1 J

·          Pada tempat rol film plastik :
m Ba(OH)2 : 0,087 gram = 8,7 x 10-2 gram
m NH4Cl : 0,058 gram = 5,8 x 10-2 gram
1 : 30­oC = 303 K
T2 : 31oC = 304 K
Cp : 75,291 J/mol K
n Ba(OH)2 mula-mula  =
 = 5,078 x 10-4 mol
n NH4Cl mula-mula  =
= 10,841 x 10-4 mol
-   Reaksi :
Ba(OH)2(S)    +   2NH4Cl(s)   à   BaCl2(s)   +   2NH3(g)   +   2H2
m   :     5,078                   10,841
r     :     5,078                   10,156            5,078            5,078          5,078
s     :        -                        0,685             5,078            5,078          5,078

mol BaCl2  = 5,078 x 10-4 mol
∆S = n . Cp . ln
= 5,078 x 10-4 mol x 75,291 J/mol K x ln
= 1,258 x 10-4 J/K

∆H = - ∆S . T2
= - 1,258 x 10-4 J/K x 304 K
= - 382,432 x 10-4 J
= - 3,824 x 10-2 J

LAMPIRAN FOTO

T1 H2O
 
ga

    
HCl+logam Mg
 
T2 H2O
 
          
        
       
Hasil percb.1 H2O+NaOH ; H2O+Mg ;  H2O+KNO3  
 
1 sendok Ba(OH)2 + 0,5 sendok NH4Cl
 
                                      

HCl + logam Mg ; Takh = 330 C
 
1 sendok Ba(OH)2 + 0,5 sendok NH4Cl
 
                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar